Tuesday, August 02, 2011

MENANTI GURU SUPER (2)

Suatu kali pernah terdetik gagasan, untuk mengajar dengan kostum superhero, misalnya, daripada memakai baju safari atau uniform yang digariskan pemerintah. Ini karena superhero adalah tokoh yang diidolakan anak-anak, ‘fatwa-fatwa’nya didengar, bahkan baju yang pernah dipakainya pun dijual mahal. Pernah juga terbayang untuk mengajar murid-murid di pasar, stasiun, rumah sakit atau tempat-tempat umum yang lain, sebagai upaya mendekatkan mereka dengan realita keseharian yang diajarkan. Ini karena, realita keseharian, permasalahan, akan lebih dikenali dari dekat ketimbang (menjejalkan) teori-teori yang paling-paling akan dianggap kosong belaka.
Celakanya, ini hanyalah angan mewah di negeri yang kian disipongangi oleh kabar tawuran antar kelompok warga, pernikahan besar-besaran selebriti dengan foto prewedding yang ‘wah’, pesiar anggota dewan ke luar negeri, juga merebaknya video porno pelajar. Kapal retak ini kian membusuk, dikelindani oleh kesulitan ekonomi berkepanjangan, dan akan segera menjadikannya barang rongsok yang diobral pun tak laku.
Pesimiskah ? Justru ini harus dijadikan tantangan, cakra manggilingan, yang akan membawa kapal pendidikan ke lautan damai. Superhero tak lahir dari rahim subur tanpa kendala, melainkan dari mereka yang mampu mengenali masalah dan menemukan formula solusi yang tepat untuknya. Guru super tak mungkin berasal dari sistem pendidikan yang telah dipenuhi fasilitas, melainkan dari situasi krisis yang bahkan tak memungkinkannya untuk mengajar. lintasberita
Powered By LintasBerita

No comments:

LEAVE YOUR MESSAGE HERE ...


Free chat widget @ ShoutMix